Iainmanado.official-Sabtu (14/05/2022). Himpunan Mahasiswa Beasiswa KIP dan Bidikmisi atau biasa disebut HIMAKIPSI mengadakan kegiatan Workshop dan Lancuhing Himakipsi Peduli pada Sabtu, 14 Mei 2022 di Ruang Teather, Lantai 4 Gedung Fakultas Syariah. Tema yang diangkat adalah Memahami dan Mengelola (sebuah pengantar) dengan dua narasumber utama yakni Eva S. Kaumbur, seorang Psikolog Klinis dan Fahri Umarama, dari Volunteer Dompet Dhuafa. Sela-sela pembukaan tampil dari seni tari kampus IAIN Manado yang diambil dari tarian khas Bolaang Mongondow dan musikalisasi pembacaan puisi. Tampak hadir pada kegiatan tersebut di antaranya Delmus P. Salim (Rektor IAIN Manado), Mastang Ambo Baba (Wakil Dekan III FUAD sekaligus Ketua Pengelola Beasiswa Bidikmisi dan KIP), dua Narasumber serta mahasiswa IAIN Manado penerima beasiswa Bidikmisi dan KIP.Urgensi kegiatan ini sejatinya bagian dari implementasi salah satu tridharma perguruan tinggi yakni Pengabdian Masyarakat. Rayhan (selaku Ketua Panitia) dan Salma (sekretaris HIMAKIPSI) menyampaikan kegiatan ini kegiatan ini bentuk realisasi mahasiswa dari konsep Ta`awun yakni upaya saling membantu sesama manusia dan fokusannya lebih kepada upaya pengendalian, memahami diri sebagai bentuk ketaqwaan manusia. Kegiatan ini pun menurut Rayhan sekaligus launching logo HIMAKIPSI PENDULI dan realisasi kegiatan ini diambil dari Kas Himakipsi tahun 2021.
Mastang Ambo Baba atau sering disapa Akrab Mastang yang merupakan ketua pengelola beasiswa dalam sambutannya menekankan aktifitas dari penerima beasiswa lebih ditingkatkan lagi. “Seharusnya mahasiswa penerima beasiswa harus berbeda dengan tidak menerima beasiswa. Tidak hanya dalam kegiatan akademik (kuliah) tetapi lebih mengembangkan aktifitas non-akademik” Ungkap Mastang. Mastang juga berharap kegiatan-kegiatan semacam ini lebih banyak diaktifkan dan bisa saling memberikan support sesama pengurus hingga berdampak positif kepada mahasiswa secara umum.
Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Rektor, Delmus P. Salim dan sekaligus opening remark. Rektor mengingatkan arti penting dari konsep “Healing Trauma” karena sebagai salah kunci awal kunci awal kesuksesan. “Orang yang bisa mengelola trauma maka hidupnya bisa Bahagia, karena jika tidak bisa dikelola biasanya bawaan perilakunya panik dan bapper, maka disini perlu manajemen diri dari rasa trauma” Ungkap Delmus. Selain itu Delmus menghubungkan antara orang yang bisa mengelola rasa trauma dengan sikap religus di mana salah satu fungsi agama adap upaya dalam mengontrol diri. “Biasanya orang sering panikkan, komplain atau marah tidak jelas maka bisa dinilai perilakunya kurang religius”, Tegas Delmus. Dalam kehidupan kampus juga Delmus menguraikan tentang komunikasi Mahasiswa dengan Dosen. “Sewajarnya dosen memarahi mahasiswa, tapi bawaan mahasiswa ngambek, bapperan, jadi susah. Dulu ketika saya jadi siswa dipukuli guru pakai rotan saat salah membaca ayat atau mengaji, dipukul dan itu normal jadinya semua anak-anak mendengarkan orang tua. Nah sekarang mahasiswa dimarahin malah melawan, kenapa ? karena beda perspektif ketika melihat sebuah kondisi” Ungkap Delmus.
Akhirnya Delmus mengajak kepada seluruh peserta jika dalam memahami sebuah masalah hendaknya dihapadin dengan sikap yang objektif dan tidak terlena dalam masalah tersebut. Hidup seseorang harus tetap berlanjut apapun kondisinya dan hadirnya dua narasumber seorang Psikolog Klinis dan Praktisi Lapangan Dompet Dhuafa bisa memberikan referensi dalam pengelolaan diri yang baik di tengah-tengah dinamika dan keragaman pola hidup. (Adm/AA)
/*! elementor – v3.6.4 – 13-04-2022 */
.elementor-image-gallery .gallery-item{display:inline-block;text-align:center;vertical-align:top;width:100%;max-width:100%;margin:0 auto}.elementor-image-gallery .gallery-item img{margin:0 auto}.elementor-image-gallery .gallery-item .gallery-caption{margin:0}.elementor-image-gallery figure img{display:block}.elementor-image-gallery figure figcaption{width:100%}.gallery-spacing-custom .elementor-image-gallery .gallery-icon{padding:0}@media (min-width:768px){.elementor-image-gallery .gallery-columns-2 .gallery-item{max-width:50%}.elementor-image-gallery .gallery-columns-3 .gallery-item{max-width:33.33%}.elementor-image-gallery .gallery-columns-4 .gallery-item{max-width:25%}.elementor-image-gallery .gallery-columns-5 .gallery-item{max-width:20%}.elementor-image-gallery .gallery-columns-6 .gallery-item{max-width:16.666%}.elementor-image-gallery .gallery-columns-7 .gallery-item{max-width:14.28%}.elementor-image-gallery .gallery-columns-8 .gallery-item{max-width:12.5%}.elementor-image-gallery .gallery-columns-9 .gallery-item{max-width:11.11%}.elementor-image-gallery .gallery-columns-10 .gallery-item{max-width:10%}}@media (min-width:480px) and (max-width:767px){.elementor-image-gallery .gallery.gallery-columns-2 .gallery-item,.elementor-image-gallery .gallery.gallery-columns-3 .gallery-item,.elementor-image-gallery .gallery.gallery-columns-4 .gallery-item,.elementor-image-gallery .gallery.gallery-columns-5 .gallery-item,.elementor-image-gallery .gallery.gallery-columns-6 .gallery-item,.elementor-image-gallery .gallery.gallery-columns-7 .gallery-item,.elementor-image-gallery .gallery.gallery-columns-8 .gallery-item,.elementor-image-gallery .gallery.gallery-columns-9 .gallery-item,.elementor-image-gallery .gallery.gallery-columns-10 .gallery-item{max-width:50%}}@media (max-width:479px){.elementor-image-gallery .gallery.gallery-columns-2 .gallery-item,.elementor-image-gallery .gallery.gallery-columns-3 .gallery-item,.elementor-image-gallery .gallery.gallery-columns-4 .gallery-item,.elementor-image-gallery .gallery.gallery-columns-5 .gallery-item,.elementor-image-gallery .gallery.gallery-columns-6 .gallery-item,.elementor-image-gallery .gallery.gallery-columns-7 .gallery-item,.elementor-image-gallery .gallery.gallery-columns-8 .gallery-item,.elementor-image-gallery .gallery.gallery-columns-9 .gallery-item,.elementor-image-gallery .gallery.gallery-columns-10 .gallery-item{max-width:100%}}
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.