iainmanado.official- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado menyatakan dukungan penuh terhadap berbagai terobosan kebijakan ibadah haji yang tengah digagas oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, M.A. Sejumlah program seperti tanazul, murur, hingga safari wukuf menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan layanan dan kualitas pelaksanaan ibadah haji, khususnya bagi jamaah lanjut usia (lansia) dan jamaah dengan kondisi kesehatan terbatas.
Program-program tersebut dirancang untuk menghadirkan pengalaman haji yang inklusif dan ramah lansia. Tanazul, yang merupakan kebijakan kepulangan lebih awal bagi jamaah yang telah menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah, dinilai sangat efektif mengurangi kepadatan dan risiko kelelahan pada jamaah. Sementara itu, program murur memungkinkan jamaah lansia untuk melewati Arafah saat wukuf tanpa harus turun dari kendaraan, sehingga tetap sah secara syariat namun tetap menjaga kesehatan fisik jamaah. Adapun safari wukuf, juga memberikan opsi mobilitas dan fleksibilitas tinggi bagi jamaah dengan keterbatasan fisik.
Selain itu, IAIN Manado juga menyambut baik inisiatif Kementerian Agama yang tengah mengkaji rencana distribusi daging dam ke Indonesia. Gagasan ini muncul sebagai respons atas tingginya kebutuhan gizi dan bantuan pangan dalam negeri, sehingga daging hasil dam (denda pelanggaran ibadah haji) yang selama ini dikurbankan di Tanah Suci dapat dimanfaatkan secara lebih luas dan tepat sasaran oleh masyarakat Indonesia.
Rektor IAIN Manado, Prof. Dr. Ahmad Rajafi, M.H.I, memberikan pernyataan terkait dukungan ini:
“Kami sangat mengapresiasi langkah progresif Kementerian Agama di bawah kepemimpinan Bapak Menteri Agama, Prof. Nasaruddin Umar. Gagasan seperti murur, tanazul, dan safari wukuf adalah bentuk kepedulian terhadap dimensi kemanusiaan dalam ibadah. Ini membuktikan bahwa pelaksanaan haji tidak hanya berbasis syariat, tetapi juga memperhatikan aspek human centered service. Kami di IAIN Manado mendukung gagasan tersebut.”
Lebih lanjut, Rektor menekankan bahwa IAIN Manado, sebagai perguruan tinggi Islam yang berbasis pada nilai-nilai multikultural dan moderasi beragama, memiliki tanggung jawab dalam mengawal kebijakan-kebijakan publik berbasis keagamaan agar tidak hanya sesuai syariat, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi umat secara luas.
“Penguatan kajian fikih ibadah yang kontekstual seperti ini juga akan kami integrasikan dalam kurikulum dan diskusi akademik lintas prodi di kampus. Kami ingin mahasiswa juga memahami bahwa Islam bukan hanya ajaran ibadah, tetapi juga sistem sosial yang menjawab kebutuhan zaman,” tambah Prof. Rajafi.
Dukungan IAIN Manado terhadap kebijakan haji ini merupakan bagian dari komitmen institusi dan diharapkan pelaksanaan ibadah haji tahun ini akan berjalan lebih inklusif, efisien, dan bermakna, khususnya bagi jamaah lansia dan kelompok rentan lainnya. serta semoga menjadi langkah strategis dalam memperkuat layanan keagamaan yang tidak hanya berorientasi pada ibadah, tetapi juga pada kemaslahatan sosial umat secara luas.. (Adm/AF)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.