,

Sajikan Materi Penting pada PBAK IAIN Manado Tahun 2023: Mengungkap Dinamika dan Faktor-faktor Radikalisme di Indonesia

iainmanado.official – Jumat, 18 Agustus di Aula IAIN Manado menjadi saksi penuh semangat dalam acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) tahun 2023. Kali ini, narasumber istimewa, AKBP I Nyoman Sarjana, S.I.K., M.A.P, Kasatgaswil Sulut Densus 88 AT Polri, turut memeriahkan acara dengan menyampaikan materi yang berfokus pada dinamika radikalisme serta faktor-faktor penyebabnya. Moderator dalam…

By.

min read

iainmanado.official – Jumat, 18 Agustus di Aula IAIN Manado menjadi saksi penuh semangat dalam acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) tahun 2023. Kali ini, narasumber istimewa, AKBP I Nyoman Sarjana, S.I.K., M.A.P, Kasatgaswil Sulut Densus 88 AT Polri, turut memeriahkan acara dengan menyampaikan materi yang berfokus pada dinamika radikalisme serta faktor-faktor penyebabnya. Moderator dalam sesi ini adalah Dr. Syarifuddin, S. Ag., M. Ag.

Dalam paparannya, AKBP I Nyoman Sarjana menggambarkan narasi-narasi yang sering digunakan oleh kelompok radikal dalam mempengaruhi masyarakat:

  1. Narasi Keagamaan: Narasi yang memanfaatkan isu-isu keagamaan untuk memperkuat pandangan radikal dan menggiring pemikiran ke arah yang ekstrem.
  2. Narasi Sosial Kemasyarakatan: Narasi yang mengaitkan permasalahan sosial dengan pandangan radikal, menciptakan persepsi bahwa solusi ekstrem adalah satu-satunya jalan keluar.
  3. Narasi Politik: Penggunaan narasi politik yang ekstrem untuk memanipulasi opini dan menghasilkan dukungan bagi agenda-agenda radikal.

AKBP I Nyoman Sarjana juga menguraikan faktor-faktor penyebab radikalisme yang berkembang di Indonesia:

  1. Faktor Global: Pengaruh aliran ideologi ekstrem dari luar negeri, terutama melalui akses media sosial dan internet.
  2. Faktor Nasional: Ketidakstabilan politik dan ekonomi, serta ketidakpuasan terhadap pemerintah yang dapat memicu simpati terhadap pandangan radikal.
  3. Isu Kultural: Penggunaan isu-isu kultural atau lokal untuk memperkuat aliran radikal di suatu komunitas.

Pentingnya pemahaman tentang potensi perilaku teror di Indonesia juga menjadi fokus dalam paparan tersebut:

  1. Foreign Terrorist Fighters: Orang Indonesia yang terlibat dalam konflik di luar negeri dan kemudian kembali dengan pandangan radikal.
  2. Pelaku Baru: Individu yang terpengaruh oleh narasi radikal dan cenderung melakukan tindakan ekstrem.
  3. Kelompok Teror: Organisasi atau kelompok dengan tujuan merusak stabilitas dan menciptakan ketakutan melalui aksi teror.
  4. Returnees: Individu yang kembali ke Indonesia setelah terlibat dalam konflik di luar negeri.
  5. Lone Wolf: Individu yang melakukan aksi teror tanpa ikatan formal dengan kelompok teror tertentu.
  6. Wolf Pack: Kelompok kecil yang memiliki ikatan yang erat dan bekerja sama dalam merencanakan aksi teror

Sarana penyebaran radikalisme juga diberikan penjelasan:

  1. Kajian Keagamaan: Pemanfaatan kajian keagamaan untuk menyebarkan pandangan radikal.
  2. Media Sosial: Penggunaan platform online untuk mendistribusikan narasi dan propaganda radikal.
  3. Tenaga Pengajar dan Lembaga Pendidikan Islam: Potensi penyebaran ideologi radikal melalui lingkungan pendidikan.
  4. Buku-buku/Buletin: Media cetak sebagai sarana penyebaran pandangan ekstrem.
  5. Pertemanan dan Organisasi: Jaringan sosial yang memperkuat pandangan radikal.
  6. Perkawinan/Kekerabatan: Penyebaran pandangan radikal melalui hubungan keluarga.

Dengan paparan yang informatif dan mendalam, AKBP I Nyoman Sarjana, S.I.K., M.A.P, berhasil membuka mata para peserta PBAK IAIN Manado tentang kompleksitas dan potensi bahaya radikalisme yang perlu diwaspadai.

Kontributor : Multimedia PBAK 2023

Editor: AF