Dialog Publik Gusdurian Manado: Meneguhkan Kemanusiaan di Atas Politik dalam Menyongsong Pemilu 2024

Iainmanado.official- Penggerak Komunitas Gusdurian Manado bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) bekerja sama dalam menyelenggarakan Dialog Publik dengan tema “Kemanusiaan Lebih Penting daripada Politik”. Acara yang diadakan di gedung Teater Syari’ah pada hari Selasa, 29 Agustus 2023, merupakan upaya untuk mendorong dialog terbuka dan bermakna di tengah semakin dekatnya pesta demokrasi tahun 2024. Rahman Mantu, M.Hum.,…

By.

min read

Iainmanado.official- Penggerak Komunitas Gusdurian Manado bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU) bekerja sama dalam menyelenggarakan Dialog Publik dengan tema “Kemanusiaan Lebih Penting daripada Politik”. Acara yang diadakan di gedung Teater Syari’ah pada hari Selasa, 29 Agustus 2023, merupakan upaya untuk mendorong dialog terbuka dan bermakna di tengah semakin dekatnya pesta demokrasi tahun 2024.

Rahman Mantu, M.Hum., selaku ketua panitia, dalam sambutannya mengungkapkan kolaborasi yang luar biasa antara penggerak komunitas Gusdurian Manado dan KPU dalam menyelenggarakan dialog ini. Rektor IAIN Manado yang juga merupakan pembina paling senior dari komunitas Gusdurian turut hadir dalam acara ini sebagai pemantik atau pembicara. Acara ini dihadiri oleh beberapa lembaga pendidikan dan ormas, termasuk ITMI, Pertuni, dan Dekan Syariah Prof. Dr. Rosdalina, M.Hum, turut hadir juga berbagai kalangan audience dari IAIN dan IAKN Manado.

Dialog ini menjadi arena bagi pemikiran tiga pembicara utama, yakni Dr. Ahmad Rajafi sendiri, Dr. Farno Billy Arthur Gerung, M.Th, dan Pdt. Ruth Ketsia Wangkai, M.Th. Pada kesempatan ini, dialog dimoderatori oleh Farid Mamonto, penggerak Komunitas Gusdurian Manado.

Keynote speaker acara, bapak August Mellaz dari Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU RI, menegaskan bahwa dialog publik ini selaras dengan tema pemilu 2024 yang diangkat sebagai tagline. Diskusi melibatkan isu-isu penting, seperti urgensi pemilu sebagai panggung demokrasi bagi negara yang beraneka ragam seperti Indonesia.

Pemilu 2024 telah menetapkan daftar pemilu tetap 25% anak muda diisi penduduk 17 tahun-30 tahun. Pemilu 2024 akan sangat ditentukan preferensi masyarakat dan pemilu itu sendiri.

Mellaz menyampaikan, “Pemilu memiliki banyak misi. Ini adalah sarana untuk menyalurkan aspirasi beragam warga negara Indonesia demi kepemimpinan yang lebih segar. Siapa pun yang menang atau kalah, memiliki tanggung jawab untuk menjaga negaranya,” ujarnya.

Rektor IAIN Manado, Dr. Ahmad Rajafi, M.HI, mengungkapkan bahwa pentingnya kemanusiaan sebagai landasan yang lebih fundamental daripada politik. Beliau menyoroti bahwa dialog ini adalah bagian dari upaya Gusdurian untuk mendorong pemilu damai dan berintegritas di Indonesia.

Rektor IAIN Manado, Dr. Ahmad Rajafi, M.HI, menggarisbawahi pentingnya menempatkan kemanusiaan di atas politik. Ia mengingatkan bahwa politik di Indonesia kerap menjadi bisnis personal yang mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Dalam konteks ini, ia juga membahas peran penting Gusdurian, serta mengenang sosok Gus Dur sebagai penganjur pentingnya memisahkan politik dari nilai-nilai kemanusiaan.

Dr. Farno Billy Arthur Gerung, M.Th, mengutarakan pandangannya bahwa jika seluruh pemilih memiliki semangat Gusdurian, maka pemilu tak akan disertai kerusuhan. Pdt. Ruth Ketsia Wangkai, M.Th, bahwa Gus Dur menggarisbawahi pentingnya kemanusiaan dalam politik dan memahami bahwa politik dan kemanusiaan seharusnya tak terpisahkan.

Dialog publik ini memberikan kesempatan bagi seluruh peserta untuk merenungkan esensi politik kemanusiaan dan betapa pentingnya menjaga nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk politik. Para pembicara dan peserta menekankan perlunya edukasi politik yang cerdas dan inklusif, serta kebijaksanaan dalam memilih pemimpin yang mampu mewujudkan aspirasi masyarakat.

Acara ini menjadi panggung penting untuk meresapi nilai-nilai kemanusiaan yang seharusnya menginspirasi setiap langkah dalam politik dan tindakan masyarakat. Dengan semangat Gus Dur, dialog ini mengingatkan kita akan urgensi menjunjung tinggi hak asasi manusia dan menjaga prinsip-prinsip kemanusiaan di tengah dinamika politik yang beragam. (Adm/AF)