Panel Materi PBAK IAIN Manado: Polda Sulut dan Densus 88 Tekankan Wawasan Kebangsaan dan Pencegahan Radikalisme

iainmanado.official- Materi PBAK IAIN Manado kembali berlanjut setelah materi Moderasi Beragama dengan sesi panel yang mengangkat tema Wawasan Kebangsaan dan Pencegahan Intoleransi, Radikalisme, serta Terorisme di lingkungan mahasiswa. Sesi ini dimoderatori oleh Dr. Frangky Suleman, M.H.I, yang mengarahkan diskusi antara dua narasumber utama: AKBP Yindar Sapangalo, S.Sos, Kabag Watpers BIRO SDM POLDA Sulut, dan Kompol…

By.

min read

iainmanado.official- Materi PBAK IAIN Manado kembali berlanjut setelah materi Moderasi Beragama dengan sesi panel yang mengangkat tema Wawasan Kebangsaan dan Pencegahan Intoleransi, Radikalisme, serta Terorisme di lingkungan mahasiswa. Sesi ini dimoderatori oleh Dr. Frangky Suleman, M.H.I, yang mengarahkan diskusi antara dua narasumber utama: AKBP Yindar Sapangalo, S.Sos, Kabag Watpers BIRO SDM POLDA Sulut, dan Kompol Irfan Umar, Ketua Tim Densus 88. (24/08)

AKBP Yindar Sapangalo, S.Sos, Kabag Watoers BIRO SDM Polda Sulut, membuka diskusi dengan memaparkan materi tentang Wawasan Kebangsaan dan identitas sejarah bangsa. Dalam penjelasannya, AKBP Yindar menekankan pentingnya memahami bahwa kemerdekaan Indonesia diraih melalui perjuangan, bukan pemberian. Beliau juga mengingatkan mahasiswa untuk mengisi kemerdekaan dengan peran positif dan berkontribusi dalam mempromosikan bangsa di berbagai sektor. Selain itu, ia menegaskan bahwa memahami wawasan kebangsaan tidak hanya penting secara nasional, tetapi juga harus diimbangi dengan peningkatan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pemateri kedua, Kompol Irfan Umar, Ketua Tim Densus 88, kemudian memberikan pemahaman yang mendalam tentang Strategi Pencegahan Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme di lingkungan mahasiswa. Dalam materinya, Kompol Irfan membahas berbagai peristiwa tragis yang terjadi akibat aksi terorisme, mulai dari bom bunuh diri, penusukan, hingga penembakan. Beliau juga mengingatkan bahwa intoleransi dapat menyusup melalui jalur pendidikan, sehingga mahasiswa perlu lebih waspada. Sasaran penyebaran ideologi radikal bisa melalui kajian keagamaan, lembaga pendidikan Islam, buku-buku, hingga media sosial.

Diskusi ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana para peserta PBAK aktif berdiskusi dan mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Sesi ini menunjukkan antusiasme dan kesadaran mahasiswa terhadap pentingnya wawasan kebangsaan serta ancaman radikalisme di lingkungan kampus. (Adm/AF)

Tinggalkan Balasan