IAIN Manado, ICNews – Mahasiswa Awarde Bidikmisi IAIN Manado ikuti ajang bergengsi tingkat Nasional Gebyar Mahasiswa Bidikmisi Nusantara (GEMBIRA) di Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat 3-6 April 2019.
Kegiatan tersebut adalah kegiatan rutin nasional yang di adakan tiap tahunnya serta pemilihan tuan rumahnya dilakukan selepas pelaksanaan lomba. Adapun cabang perlombaan yang dikompetisikan ialah, Pidato, Esai, Debat Ilmiah, dan Kisah Inspiratif.
Kegiatan pembukaannya dimulai pada tanggal 3 April di Palanta (Kantor Walikota) Kota Padang, tanggal 4 dan 5 pelaksanaan serentak setiap cabang lomba dan dirangkaikan dengan seminar nasional serta Talkshow Beasiswa Luar Negeri di Universitas Negeri Andalas kemudian pada tanggal 6 dilanjutkan dengan field trip kebeberapa daerah wisata yang ada di sumatera barat dan pulang kedaerah masing-masing pada tanggal 7 April 2019.
Esai merupakan salah satu syarat untuk menjadi finalis debat nasional di Ranah Minang itu , total pendaftar untuk cabang lomba debat yang mengirimkan naskah esainya ada 63 peserta/tim yang berasal dari berbagai Universitas di Indonesia, kemudian naskah esai yang berhasil lolos berjumlah 32 naskah esai dan salah satunya adalah naskah esai dari peserta/tim IAIN Manado.
Dimana finalis debatnya Anisa Jihan Tumiwa yang merupakan Mahasiswa Prodi Ahwal Al-syakhsiyyah Semester 4, Hidayatullah Husein Mahasiswa Prodi Hukum Ekonomi Syariah Semester 4 dan Jukhrotim Mulia Pratiwi Kaiko Mahasiswa Prodi Psikologi Islam Semester 2. Mereka bertanding dengan 30 Universitas ternama yang ada di Indonesia dan berhasil menempati peringkat 20 besar.
Jihan mengutip kata-kata dari pemateri yang luar biasa pada Seminar Nasional yang merupakan rangkaian acara GEMBIRA tersebutyang mengatakan bahwa “Setidaknya engkau telah mencoba meniti jalan itu, dari pada hanya bisa berdiam diri ditempat dan memberikan argumentasi tanpa tindakan. Masalah hasil adalah bonus. Jika menang maka jangan puas pada kemenangan itu saja, jika kalah maka masih banyak kesempatan untuk memperbaikinya dicelah waktu selanjutnya. Jangan berhenti disatu titik, jangan puas pada satu tindakan . Uang negara kau makan, uang negara kau gunakan. Walaupun hakmu memang ada disana tapi harus ada balasanya untuk negara. Jangan hanya menjadi mahasiswa yang bisa menerima tapi tak bisa mengembalikan. Jangan hanya bangga dengan prestasi didalam kelas saja, itu belum cukup untuk mengganti uang negara yang kau gunakan, negara membiayaimu bukan untuk kuliah-pulang kuliah-pulang lalu dapat IP tinggi tidak untuk itu ,tapi negara menginginkan bahwa sosok yang dibiayainya selama ini dapat berguna, membawa perubahan dan menampakkan hasil yang baik. Jangan sampai negara salah orang dalam memilih kepercayaan”.
“Perasaan saya senang sekali ya!! karena bisa bersanding dengan kampus-kampus terbaik di Indonesia” ungkap Hidayatullah, Ketua Bidik Misi Angkatan 2017
“Kesan perlombaan bukanlah mencari siapa juara tapi perlombaan bagaimana kita belajar belajar dan terus belajar karena hal yang paling berharga adalah bertemu dengan beberapa kampus di Nusantara dari Sabang sampai Merauke semua ada di Padang. Pesan, buatlah kampus kita bangga dengan kita, dengan begitu Nusantara tau bahwa ada kampus Islam di daerah minoritas, yaitu kampus IAIN Manado. Salam hangat dari kita pakatuan pakalawiran kita nuwayan salam bumi nyiur melambai” Ujar Dayat
“Bisa merasakan aura lomba nasional saja sudah membuat merinding, apalagi mengikutinya langsung. Otomatis ada perasaan gugup, takut, senang campur aduk namun perasaan yang harus lebih mendominasi ialah optimis dan percaya diri dalam setiap perlombaan dan pertandingan”. tambah Tiwi
Masuk dalam peringkat 20 besar dan bersaing dengan Universitas ternama di Indonesia tentunya bukanlah suatu hal yang mudah, banyak proses dan rintangan yang harus mereka hadapi. Ketiga mahasiswa ini juga merupakan mahasiswa yang kreatif punya banyak prestasi di dalam kampus dan diluar kampus. Semoga teman-teman mahasiswa lainnya juga termotivasi untuk mengharumkan nama baik kampus kita IAIN Manado. (Sriaryanti)