iainmanado.official-Senin (10/01/2022). Balai Diklat Keagamaan Manado melaksanakan Pelatihan Moderasi Beragama bagi ASN. Sasarannya adalah pelatihan Bahasa Arab bagi Guru MTs dan Kerukunan Antar Umat Beragama (KUB) dan Wawasan Kebangsaan bagi guru. Kegiatan ini dilaksanakan selama 5 hari sejak tanggal 10 s.d 15 Januari 2022 yang bertempat di Balai Diklat Keagamaan Manado. Kepesertaan melibatkan dari 3 wilayah yakni Provinsi Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Sulawesi Utara dengan masing-masing mengirimkan 30 perwakilan.
Kegiatan dibuka langsung oleh Rektor IAIN Manado, Delmus Puneri Salim yang dirangkaikan dengan penyampaian materi tentang “Pembangunan Bidang Agama”. Rektor mengajak kepada seluruh peserta untuk bisa memaknai pemahaman agama secara substantif.
“Adanya kemajuan teknologi memberikan ruang bagi publik, untuk bisa mengakses informasi darimana saja, tentu dalam hal keagamaan juga bisa demikian, ucap Rektor. Jangan sampai pemahaman keagamaan kita, terlebih ASN mudah terprovokasi, bahkan sampai menshare hal-hal yang tingkat validitas kebenarannya masih diragukan, apalagi di dunia sekarang berita hoax bahkan ujaran kebencian”, tutur Rektor.
Salah satu dalam mengedepankan Tafsir Agama adalah mengedepankan nilai-nilai spritualitas seperti sederhana, rendah hati, pemaaf, hingga menjadi teladan yang baik
Delmus P. Salim/Rektor IAIN Manado (2022)
Dalam acara ini idealnya untuk membentuk cara berfikir ASN, khususnya Pegawai dalam Kementerian Agama agar bisa lebih objektif ketika melihat sebuah keragaman. Tagline “Moderasi Beragama” tentu harus bisa dipahami secara utuh, karena beberapa kasus di lapangan terdapat perilaku individu yang mengaku beragama tapi tidak mencerminkan nilai-nilai keagamaan.
Rektor IAIN Manado yang menjadi narasumber pada acara tersebut memaparkan persoalan mendasar tentang Tafsir Agama dalam ruang publik. Menurutnya, Tafsir agama harus mampu menyelesaikan persoalan-persoalan nyata yang terjadi di masyarakat. Beberapa kasus yang bisa dijadikan refleksi terhadap fenomena bermasyarakat, seperti menutup hak beragama, sikap materialisme, kriminalitas, hingga ketiadaan keteladanan. Rektor mengajak seluruh peserta memahami tafsir Agama untuk mengedepankan nilai-nilai spritualitas dan prinsip kemanusiaan seperti sikap sederhana, rendah hati, pemaaf, hingga menjadi teladan yang baik untuk diri kita maupun orang lain. (Adm/AA)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.